Khususnya di Bangkalan dan Sampang. Kemudian mulai menjalar ke Pamekasan dan Sumenep. Potensi suara Prabowo bakal tergerus besar-besaran, akhirnya muncul aksi anarkis.
"Ada semacam ketakutan kalah, lalu membuat tindakan yang menakuti. Kami tidak takut dengan aksi-aksi provokasi. Justru malah semangat untuk membalik keadaan di Madura. Kami tidak akan ikut cara-cara kekerasan seperti itu," tandasnya.
(Khafid Mardiyansyah)