JAKARTA – Kivlan Zein mengklaim pernyataannya soal Wiranto dalang kerusuhan 98 didasari pada fakta dan data, bukan opini seperti yang dituding oleh mantan Asisten Teritorial Kepala Staf Angkatan Darat Mayor Jenderal (Purn), Saurip Kadi.
Dalam program special report iNews, Rabu (27/2/2019), Kivlan menegaskan bahwa dirinya mengalami langsung saat terjadi kerusuhan pada pertengahan bulan Mei 1998.
Ia menjelaskan pada 13 Mei 98 dirinya yang ketika itu masih menjabat sebagai Kepala Staf Kostrad, bertugas untuk menyiapkan pasukan untuk bergerak ke Jakarta, atas perintah Wiranto, Panglima ABRI saat itu.
Pergeseran pasukan ke Jakarta, kata Kivlan karena Jakarta sudah rusuh akibat mahasiswa Trisakti tewas ditembak pasukan yang mengamankan Jakarta pada 12 Mei 98.
“Saya siapkan pasukan kostrad seluruh Jakarta, Jabar, Jateng, Jatim sampai Makassar, (untuk) didatangkan ke Jakarta.”
Baca: Wiranto: Kivlan Zen Pernah Minta Duit ke Saya!
Baca: Dituding Dalang Kerusuhan 98, Wiranto Tantang Prabowo dan Kivlan Zen Sumpah Pocong
“Tapi Kemudian tanggal 14 (Mei), tiba-tiba saya diperintahkan jangan kerahkan pasukan ke Jakarta. Lah gimana, sudah perintah Wiranto tiba-tiba dirubah. Ada apa?,” kata Kivlan.
Berdasar data dan dokumen yang ia klaim miliki, Kivlan menganggap Saurip yang pada Mei 98 masih berpangkat kolonel tidak tahu apa-apa soal kerusuhan.
“Jadi kalau Saurip (bilang) itu opini, dia gak tahu, dia baru kolonel,” kata Kivlan merujuk ketidaktahuan Saurip soal kerusuhan Mei 98.
Saurip pun merespons pernyataan Kivlan dengan mengatakan bahwa pergeseran pasukan serta perubahan perintah adalah hak Panglima ABRI.
“Gua nih, meski kolonel, di samping Wiranto,” kata Saurip. Ia menambahkan, “Memberangkatkan pasukan adalah tugas Pak Wiranto. Di tengah jalan ada perubahan, itulah fungsinya Pak Wiranto, itulah haknya Pak Wiranto.”
Saurip meminta kepada Kivlan agar persoalan Kerusuhan Mei 98 tidak hanya berpatok pada asumsi karena akan membuat Indonesia semakin ketinggalan dengan negara lain.
(Rachmat Fahzry)