Dia mengungkapkan, Petrokimia Gresik mempunyai kapasitas produksi pupuk organik 1,6 juta ton tetapi karena kekurangan bahan baku sehingga realisasinya baru setengah.
“Dunia mengamanatkan bagaimana kita menggunakan N (nitrogen) seefisien mungkin. Selama ini pupuk N yang terserap. Selain itu kita diminta shifting ke organik, hayati dan bio supaya tanah sehat,” ucapnya.
Winarno Tohir, Ketua Umum Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) mengatakan, perlu ada gerakan penggunaan pupuk organik karena lahan kita sudah mengalami leveling off.
Apalagi, kata Winarno, berdasarkan BPS terbaru lahan baku pangan kita turun 600 ribu hektare (ha), menjadi 7,1 juta ha.
“Kita juga perlu tambahan penyuluh untuk sosialisasi penggunaan pupuk organik, hayati dan pembenah tanah. Bahasanya ke petani harus beda. Harus bikin bahasa petani. Dibutuhkan perpaduan pupuk anorganik dan organik,” terangnya.