Kesebelas helikopter water-bombing dan patroli tadi dioperasikan oleh BNPB, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), TNI dan Polri serta dukungan dunia usaha, yaitu Sinarmas. Di sisi lain, TMC yang dilakukan oleh tim BPPT dengan menggunakan pesawat Cassa 212 telah menggelontorkan 1.600 kg garam (NaCl) di awan.
"Sortie tabur garam pertama di wilayah Pelalawan dan Indragiri Hilir sebanyak 800 kg dan sisanya di Bengkalis dan Siak. Total NaCl yang telah dijatuhkan di wilayah Riau hingga Rabu (13/3) sebanyak 19.000 kg. TMC ini merupakan kerja sama antara BNPB, BPPT dan TNI AU," kata Sutopo.
Sementara itu, satgas darat telah melakukan pemadaman titik api dan juga pendinginan atau mopping up di bekas area terbakar. Satgas darat ini melibatkan banyak pihak seperti BPBD di wilayah Riau, TNI, Polri, Manggala Agni, masyarakat peduli api dan personel dari dunia usaha.
Sutopo mengatakan, hasil penilaian luas lahan yang terbakar dari 1 Januari 2019 hingga hari 13 Maret 2019 seluas 1.823,91 hektar. Luas lahan terdampak paling besar di wilayah Bengkalis sebesar 1.015,5 hektar.
Berikut luas lahan terbakar di wilayah Riau, Rokan Hilir 254,5 hektar (ha), Meranti 215,4 ha, Dumai 133 ha, Siak 70,75 ha, Indragiri Hilir 48 ha, Pelalawan 43 ha, Pekanbaru 21,76 ha, Kampar 19,5 ha, dan Indragiri Hulu 1,5 ha.