Berebut Sulsel dalam Pilpres Bharatayudha

Opini, Jurnalis
Selasa 02 April 2019 08:27 WIB
Capres Nomor Urut 01, Jokowi dan Nomor Urut 02, Prabowo usai pelaksanaan debat keempat (Foto: Okezone)
Share :

PEMILIHAN presiden (Pilpres) kian dekat, tinggal dua pekan lagi Indonesia akan memiliki pemimpin nasional baru: baru untuk kedua kalinya atau baru pertama. Semakin dekat, intensi kedua pasangan calon presiden makin agresif bertandang ke daerah-daerah yang dinilai strategis dan penting dalam peta politik pemenangan.

Dari kacamata geopolitik strategis, Sulawesi Selatan merupakan daerah utama yang selalu menjadi perhatian Jakarta dalam potret politik kekuasaan. Bukan saja karena memiliki stok pemimpin berkaliber tetapi pengaruh “petuah” tokoh Sulsel getaran resonansinya terasa kesemua wilayah Indonesia timur bahkan barat.

Ibarat gempa, Sulsel adalah titik pusar putaran politik diluar Jawa selain Jabar, Jateng dan Jatim. Dalam hitungan popular vote, Jawa adalah sentrum magnetik berarus kuat dalam permainan perebutan kekuasaan politik, namun Sulsel lebih pada pertimbangan gengsi (prestige) dan kebanggaan (pride) jika mampu menaklukannya.

Di zaman kompeni, Belanda nyaris frustrasi ingin menguasai daerah ini karena perlawanannya yang sengit dan pantang menyerah. Dibawah pimpinan Sultan Hasanuddin, dentuman meriam belanda tak membuatnya keder apalagi lari tunggang langgang dari peperangan.

Itulah sehingga Speelman menjulukinya “Ayam Jantan dari Timur”, ayam jago (berani) dari Makassar atau de Haantjes van Het Oosten. Suatu sematan agung kepada tokoh perlawanan dimasa penjajahan karena kegigihannya mempertahankan wilayah dan kehormatan bangsanya. Hasanuddin baru dapat ditaklukkan ketika Belanda menerapkan taktik devide et impera (politik adu domba dan pecah belah).

Seorang kawan perwira tinggi bahkan menyebut, bagi kalangan TNI/Polri belumlah sempurna dan teruji kepemimpinannya jika selama karir dinasnya belum pernah bertugas di Sulawesi Selatan. Dari tanah ini, seorang prajurit moncer meraih bintang dipundak tetapi jika gagal segera rontok sendiri ditengah jalan apalagi menghadapi kaum aktivisnya.

Jika Jawa adalah koentji, maka Makassar adalah jalan meraih kunci itu. Tidak mengherankan jika dalam konteks pilpres, paslon Probowo Sandi menggempur habis-habisan wilayah ini untuk dimenangkan, demikian halnya dengan Presiden petahana, pasangan Jokowi Maruf. Silih berganti kedua paslon capres berlomba berdatangan untuk menaklukkan hati rakyat Sulawesi Selatan.

Berebut Gengsi

Penduduk Sulawesi Selatan sekitar 8.8 juta jiwa dan daftar pemilih tetap (DPT/DPTb) tercatat sekitar 6 jutaan dengan jumlah TPS hanya 26 ribuan. Bila dibandingkan dengan penduduk DPT Jawa Barat yang berjumlah 32.6 juta, Jawa Tengah sebesar 27.4 juta dan Jawa Timur sebanyak 30.5 juta sangat jauh berbeda.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya