"Jelas bahwa dalam kedua penerbangan itu Sistem Augmentasi Karakteristik Manuver, yang dikenal sebagai MCAS, diaktifkan sebagai tanggapan terhadap sudut informasi serangan yang keliru," lanjutnya sebagaimana dilansir RT, Jumat (5/4/2019).
Sistem MCAS membaca sudut serangan 737 MAX (sudut hidung pesawat) melalui sensor yang dipasang di hidung. Jika hidung melayang terlalu jauh ke atas, sistem itu memanipulasi ekor untuk menjaga level pesawat dan menghindari terjadinya stall. Namun, para penyelidik dan pengungkap fakta Boeing mengklaim bahwa sensor tersebut dapat memberikan pembacaan yang salah, dan sistem dapat memberikan kompensasi yang berlebihan sehingga membuat pesawat menukik dengan kecepatan tinggi.
Pernyataan Muilenberg datang pada hari yang sama penyelidik Ethiopia menetapkan bahwa awak Penerbangan 302 "telah melakukan semua prosedur, berulang kali, disediakan oleh (Boeing), tetapi tidak dapat mengendalikan pesawat."
CNN, mengklaim telah melihat laporan lengkap, dijelaskan bagaimana para pilot melawan sistem MCAS pesawat selama enam menit penerbangan, tetapi tidak mampu menarik hidung pesawat ke atas dan mendapatkan kembali kendali.
(Rahman Asmardika)