KIGALI – Rwanda memulai sepekan penuh khidmat untuk mengenang dan memperingati hilangnya nyawa sekira 800.000 warga Tutsi dan warga Hutu moderat yang dibunuh dalam genosida 25 tahun lalu.
Presiden Paul Kagame meletakkan karangan bunga di monumen peringatan genosida Gisozi, tempat lebih dari seperempat juta orang dimakamkan, sebelum penyampaian pidato dan pertunjukan lagu yang ditampilkan pada siang harinya. Setelahnya, sebuah acara penyalaan lilin digelar di stadion sepak bola nasional yang penuh sesak.
BACA JUGA: HISTORIPEDIA: Tragedi Pembantaian Rwanda dan Pertikaian Suku Hutu-Tutsi
“Tidak ada cara untuk sepenuhnya memahami kesepian dan kemarahan para penyintas, namun berulang kali kami telah meminta mereka untuk membuat pengorbanan yang diperlukan untuk memberikan kehidupan baru bagi bangsa kita. Emosi harus dimasukkan ke dalam kotak, ” kata Kagame dalam pidatonya sebagaimana dilansir Reuters, Senin (8/4/2019).
“Kami jauh lebih baik daripada orang Rwanda sebelumnya. Tapi kita bisa lebih baik lagi. Kami adalah orang terakhir di dunia yang harus menyerah pada kepuasan. "