BACA JUGA: Gereja Terlibat Genosida Rwanda, Paus Fransiskus Minta Maaf
Pada sore hari, ribuan orang melakukan pawai dari gedung parlemen ke stadion sepak bola nasional. Setelah massa datang, lampu dipadamkan dan stadion yang gelap hanya diterangi oleh lautan lilin yang berkedip-kedip ketika para korban berbicara, memberikan testimoni mereka mengenai peristiwa mengerikan itu.
Di bawah Pemerintahan Kagame, setiap pembicaraan tentang etnis sangat tidak dianjurkan. Pihak oposisi mengatakan kontrol ketat media dan ruang politik juga digunakan untuk meredam perbedaan pendapat. Pihak oposisi memandang cara pemerintah untuk meredam kemungkinan terulangnya sejarah mirip dengan sebuah kediktatoran.
(Rahman Asmardika)