Refleksi May Day

Opini, Jurnalis
Rabu 01 Mei 2019 10:42 WIB
Ratusan buruh gelar aksi May Day di Jakarta (Foto: Sarah Hutagaol/Okezone)
Share :

May Day, diperingati setiap tanggal 1 Mei setiap tahunnya oleh banyak negara termasuk Indonesia sebagai Hari Buruh Internasional (International Labor Day). Buruh (labor), diksi yang tepat, lebih energik dan menggerakkan dibandingkan kata "pekerja" (worker) yang cenderung dihaluskan tapi manipulatif.

Sejatinya, May Day merupakan hari duka bagi kaum buruh dengan tewasnya ratusan buruh dalam pembantaian di Chicago, Amerika Serikat pada 1886 ditengah geliat industrialisasi karena menuntut hak-haknya terutama upah buruh, kesejahteraan dan perlawanan terhadap eksploitasi. Hari libur saat ini, yang juga dinikmati kaum kapitalis merupakan buah perjuangan kaum buruh yang mereka nistakan.

Pergulatan dan pertarungan panjang antara kelas buruh (proletariat) dan kelas pengusaha (borjuis) hingga saat ini selama lebih dari tiga abad. Bayangkan, urusan mengkromikan kepentingan antar dua entitas kelompok tak kunjung selesai selama berabad-abad dengan isu yang berulang-ulang: upah, kesejahteraan dan eksploitasi.

Ditambah dengan isu laten mengemuka saat ini soal tenaga outsourcing. Suatu pola penggunaan tenaga yang dipekerjakan kepada perusahaan melalui jasa perantara baik individu maupun berbentuk perusahaan penyedia jasa pekerja.

Pekerja atau buruh tidak lagi terikat kontrak dengan perusahaan tempat bekerja melainkan dengan perusahaan penyedia jasa pekerja sehingga hak-hak buruh menjadi hilang sebagaimana diatur dalam UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, terutama perilaku diskriminatif yang akan diterima antara buruh tetap perusahaan dan buruh outsourcing.

Perusahaan yang menerima pola outsourcing menurut saya tidak hanya soal etis dan pelanggaran regulasi melainkan mesin perah dan pemeras tenaga manusia tanpa tanggungjawab, sementara perusahaan penyedia jasa outsourcing merupakan orang-orang yang makan dari keringat dan darah para buruh.

Demo buruh hari ini merupakan kekuatan massa riil, besar dan dahsyat. Buruh merupakan kekuatan kelompok penekan yang dapat diperhitungkan sekarang dan akan datang. Untuk diperhitungkan tidak cukup dengan massa besar dalam aksi tetapi juga harus bermain taktis dan strategis dengan pengambil kebijakan.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya