Aku minta maaf yang sebesar-besarnya atas semua. Maafkan semua kebohongan, melalaikan kewajiban tidak menomorsatukan studi dan terlena dengan keindahan-keindahan sesaat,” tulis pria asal Boyolali itu.
“Tanpa mau menengok ke belakang, betapa sulit dan beratnya Bapak,Ibu membiayaiku, sehingga semuanya sia-sia.”
Pada lembar selanjutnya, Sutopo menutup curhatnya dengan doa disertai menyerahkan diri kepada Allah.
“Ya Allah... mudahkan semua jalanku dan peluklah aku. Hanya dengan mengingatmu mata hatiku menjadi tenang.”
Pernahkah kamu mengalami patah semangat menyelesaikan skripsi? Lalu mengabaikan skripsi, dan akhirnya insaf untuk menyelesaikan.
Saya pernah mengalami itu. Rasa bersalah pada orangtua dan penyesalan itu saya tulis pada block note Mei 1993. Ketemu buku catatan 24 tahun lalu. pic.twitter.com/9VbZpZpqdc— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) May 13, 2019