STOCKHOLM – Jaksa Swedia pada Senin mengatakan bahwa mereka telah membuka kembali penyelidikan kasus perkosaan tahun 2010 yang melibatkan pendiri WikiLeaks, Julian Assange. Dengan membuka kembali kasus tersebut, jaksa berharap dapat mengadili pria berusia 47 tahun itu sebelum undang-undang pembatasan (statutes of limitations)kadaluwarsa pada 2020.
Assange mengklaim tuduhan Swedia itu sebagai dalih untuk memindahkannya ke Amerika Serikat (AS), di mana ia khawatir akan dituntut atas pembocoran jutaan dokumen rahasia oleh WikiLeaks.
"Saya hari ini memutuskan untuk membuka kembali penyelidikan ... Masih ada alasan yang memungkinkan untuk mencurigai bahwa Assange melakukan pemerkosaan," kata Wakil Direktur Penuntutan Publik, Eva-Marie Persson kepada wartawan sebagaimana dilansir AFP, Selasa (14/5/2019).
"Keputusan sebelumnya (pada Mei 2017) untuk menutup penyelidikan tidak didasarkan pada kesulitan yang terkait dengan bukti, tetapi pada kesulitan yang menghalangi penyelidikan."
Whistleblower asal Australia itu bersembunyi di kedutaan Ekuador di London selama tujuh tahun untuk menghindari perintah ekstradisi Inggris ke Swedia. Dia ditangkap pada 11 April setelah Ekuador menyerahkannya kepada Pemerintah Inggris.