Menurut dia, penelitian tim independen yang menggelar otopsi verbal sebenarnya ingin melihat bagaimana penyebab kematian "pahlawan demokrasi" secara ilimiah.
"Jadi, ini betul-betul bisa mengikuti suatu metodologi ilmiah, kita akan bisa membandingkan case control. Artinya kasus yang meninggal kita bandingkan dengan yang sama sesamanya kira-kira beban umur dan sebagainya, kita bisa melihat apa yang menjadi penyebab meninggalnya dia itu. Apakah betul adanya penyakit dengan tidak adanya penyakit," imbuhnya.
Nila memaparkan bahwa autopsi verbal bisa mengetahui seberapa besar faktor risiko pekerjaan dan beban kerja dari petugas KPPS.
"Bisa disebabkan oleh lamanya (pekerjaan) lingkungan yang nanti ke depannya bisa kita jadikan perbaikan bagaimana yang sebaiknya kita lakukan untuk petugas Pemilu," pungkasnya.
(Awaludin)