JAKARTA - Direktur Eksekutif Political and Public Policy Studies, Jerry Massie menyebut ada tujuh alasan utama terkait kemenangan pasangan calon (paslon) presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin atau Jokowi-Ma'ruf pada Pilpres 2019. Salah satunya, yakni kesolidan relawan dalam mendukung jagoannya di pesta demokrasi tersebut.
“Faktor Kedua, pembagian ertifikat tanah. Sejauh ini Presiden Jokowi getol memberikan bantuan buat masyarakat kurang mampu lewat programnya tersebut. Tercatat 2017 Jokowi membagikan 5 juta sertifikat, 2018 sebanyak 7 juta dan 2019, 9 juta bahkan sampai 11 juta. Kalau ditambah sebanyak 23 juta, ini saja suara Jokowi cukup signifikan,” ujarnya dalam keterangan tertulis kepada Okezone, Senin (20/5/2019).
Tak hanya program pembagian sertifikat tanah secara gratis, kata dia, yaitu dana desa salah satu keunggulan paslon nomor urut 02 tersebut. Dalam tahun 2016 pemerintah mengucurkan anggaran sebesar 2015 (Rp 20,77 triliun), 2016 (Rp 46,98 triliun), 2017 (Rp 60 Triliun) dan 2018 (Rp 70 triliun) ditambah dana kelurahan Rp 3 triliun. Dari jumlah itu masyarakat cukup potensial menjadi pemilihnya.
“Keempat, Didukung Warga NU. Kita tahu bersama NU punya peran penting dalam kemenangan Jokowi. Jumlah anggota menurut laporan 2015 sebanyak 90 juta. Jadi, suara mereka cukup dominan. Khususnya basis NU Jawa Timur dengan jumlah pemilih terbanyak kedua dibawah Jawa Barat dengan total pemilih 30,9 juta,” katanya.
Menurut dia, pemilih kaum milenial cukup berpengaruh dalam mensukseskan Jokowi-Ma’ruf menumbangkan lawannya, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Hal itu dapat dilihat dari hasil survei LSI pilpres. Di mana dukungan Jokowi-Ma’ruf di segmen pemilih milenial dalam rentang 54, 9 persen hingga 64,8 persen. Sementara dukungan Prabowo-Sandi di pemilih milienal, hanya 35,2 persen hingga 45,1 persen.