Warga India yang Terpaksa Bertahan di Daerah Panas dan Kering Kerontang

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis
Selasa 11 Juni 2019 12:41 WIB
Dagadu Beldar bertahan sendirian setelah seluruh keluarganya pergi dari wilayah kering dan panas di Hatkarwadi, India. Foto/BBC/Mansi Thapliyal
Share :

SETIAP pagi, Dagadu Beldar, 75, bangun tidur dan memasak nasi dan kacang lentil di rumahnya di sebuah desa di Negara Bagian Maharashtra, India. Setelah itu tidak banyak hal yang perlu dilakukan.

Dalam tiga tahun terakhir, Beldar tinggal sendiri di sebuah gubuk satu kamar yang gelap di Hatkarwadi, daerah bukit berbatu di pedalaman yang dikelilingi hutan.

Kekeringan memaksa istri dan tiga anak laki-lakinya meninggalkan desa. Tanah dan sumur daerah itu kering. Hanya tersisa sedikit air untuk minum dan mandi, sawah milik keluarga dalam keadaan terbengkalai.

Dua anak laki-lakinya mendapat pekerjaan di sebuah pabrik gula di Sangli, daerah kebun tebu yang jaraknya sekitar 400 km dari sana. Ibu mereka membesarkan anak laki-laki ketiga, yang bersekolah di sana. Wilayah Hatkarwadi telah menjadi bagian dari mimpi buruk.

Dengan bertambahnya umur, Beldare menjadi terganggu pendengarannya. Sebagian besar waktunya dihabiskan di dalam ruangannya yang gelap.

"Dia adalah seorang pria yang sangat kesepian. Dia sudah tiga tahun tidak bertemu keluarganya. Ini semua terjadi karena air," kata Ganesh Sadgar, seorang tetangganya.

Di seberang jalan, anak laki-laki satu-satunya Kishan Sadgar, 75, sudah pergi sejak sepuluh tahun lalu untuk bekerja di pabrik gula yang jauh letaknya. Dia tinggal dengan istri dan seekor anjing.

"Anak laki-laki saya hampir tidak pernah pulang," katanya. "Dan kalaupun pulang, dia ingin pergi dua atau tiga hari kemudian karena di sini tidak ada air."

Beberapa rumah dari tempat itu, Saga Bai hidup dengan anak perempuannya Parvati, 14, yang tunawicara. Satu-satunya putranya, Appa, pergi beberapa tahun lalu untuk bekerja di sebuah pabrik. "Dia hampir tidak pernah pulang ke rumah. Dia mengatakan hanya akan pulang jika turun hujan," kata Bai.

Dan Ganesh Sadgar, satu-satunya sarjana di desa itu, sulit mendapatkan perempuan untuk dinikahi karena "tidak satu pun perempuan ingin datang ke sini karena tidak ada air".

Hatkarwadi terletak di Beed, sebuah daerah luas yang panas terik dan miskin karena langka air hujan. Sebelumnya, lebih dari 1.200 orang tinggal di 125 rumah. Lebih dari 50%, sebagian besar pria, telah pergi, meninggalkan rumah mereka.

Para pengungsi karena kelangkaan air ini tinggal di kota yang jauh, di mana mereka mendapatkan pekerjaan di perkebunan tebu, pabrik gula, konstruksi atau menjadi sopir taksi.

"Tidak ada air. Mengapa orang harus tinggal di sini?" kata Bhimrao Beldar, 42, seorang kepala desa.

Malam sebelum saya tiba, hujan tiba-tiba turun. Besok paginya, awan abu-abu sepertinya menjanjikan hujan lebat. Tetapi pada tengah hari, langit kembali membakar, mematikan semua harapan itu. Harapan memang begitu sulit terjadi di sini. Terakhir kali desa mengalami "hujan normal" adalah tiga tahun lalu.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya