BANDUNG - Kabupaten Bandung Barat mendapatkan alokasi kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) seluas 1.000 hektare. Program Kementerian Pertanian (Kementan) ini guna memperbaiki kerusakan-kerusakan jaringan irigasi tersier.
Satu contoh alokasi kegiatan RJIT terletak di P3A Cimunaka pada lahan 50 ha. Kegiatan tersebut sangat penting guna mengurangi potensi longsor dan kebocoran pada saluran irigasi.
"Terlebih lokasi persawahan pada topografi lahan lereng yang lazim ditemui di Kabupaten Bandung Barat. Sehingga dengan kegiatan RJIT akan memberikan dampak optimal dalam memenuhi kebutuhan air irigasi," ujar Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan), Sarwo Edhy, Selasa (11/6/2019).
Panjang saluran irigasi di sana mencapai 300 meter (saluran satu sisi). Saluran irigasi itu merupakan hasil memanfaatkan Sumber Air Cipadakati. Sumber air tersebut dapat dimanfaatkan oleh ratusan hektar lahan di Desa Mekarjaya, Kecamatan Cikalongwetan, Bandung Barat.
"Dengan irigasi tersebut, produktivitas hasil pertanaman pada P3A Cimunaka dapat mencapai 5,6 tonper ha," ungkap Sarwo Edhy.
Berbicara pertanian tentu tidak terlepas dari aspek ketersediaan prasarana dan sarana pertanian. Salah satu aspek tersebut berkaitan dengan upaya penyediaan air untuk memenuhi kebutuhan irigasi. Ketersediaan air irigasi sangat berdampak terhadap penentuan pola tata tanam.
Ketersediaan air irigasi didistribusikan dalam sistem jaringan irigasi yang terbagi menjadi jaringan irigasi primer, sekunder dan tersier/kuarter. Kerusakan pada salah satu jaringan irigasi berdampak pada rangkaian distribusi air irigasi yang berakibat pada kurangnya supply kebutuhan air irigasi.