BRISBANE - Mahasiswa pro-Hong Kong dan pro-China terlibat bentrok di Universitas Queensland terkait Rancanan Undang-Undang ekstradisi ke China.
Protes diselenggarakan oleh mahasiswa internasional Hong Kong bertepatan dengan hari pasar universitas pada Rabu (24/7), tapi menjadi rusuh saat protes diinterupsi mahasiswa pro-China.
Aktivis mahasiswa Tony Chang mengatakan mahasiswa China menyanyikan lagu kebangsaan China serta menyerang para demonstran pro-demokrasi secara tiba-tiba.
“Mereka merebut pengeras suara kami, bahkan merobek spanduk-spanduk kami,” katanya mengutip South China Morning Post, Sabtu (27/7/2019).
Baca juga: Cerita Korban Keganasan Geng Triad saat Kerusuhan di Stasiun Hong Kong
Baca juga: Massa Anti-Ekstradisi China Unjuk Rasa di Bandara Hong Kong
Ia menambahkan bahwa para siswa China memukul sejumlah pengunjuk rasa pro-Hong Kong.
Nilsson Jones, editor majalah mahasiswa universitas Sempre Floreat, merekam cuplikan dua siswa yang saling pukul.
Chinese students clash with pro-Hong Kong protesters at UQ after peaceful sit in #uq #hongkong #china pic.twitter.com/3hvRRyAHEI
— Nilsson Jones (@nilssonjones_) 24 Juli 2019
Jones memperkirakan ada 50 siswa internasional Hong Kong dan 100 lebih siswa Australia melakukan protes awal, namun dihalangi oleh 200 atau lebih demonstran kontra-demokrasi.
University of Queensland mengatakan keamanan kampus memanggil polisi ke lokasi kejadian untuk melerai keributan.
"Salah satu peran universitas adalah kebebasan berbicara secara terbuka, terhormat dan sah, termasuk debat tentang ide-ide yang mungkin tidak semua kita setuju atau setuju," kata universitas dalam sebuah pernyataan.
“Universitas mengharapkan staf dan mahasiswa untuk mengekspresikan pandangan mereka dengan cara yang sah dan penuh hormat… Sebelumnya hari ini, sebagai tanggapan atas masalah keselamatan yang diakibatkan oleh protes yang diprakarsai oleh mahasiswa di kampus, universitas meminta dukungan polisi.
Atas saran polisi, para pemrotes diminta untuk pindah. “Keselamatan semua siswa adalah yang terpenting bagi universitas.”
At the University of Queensland in Australia, Hong Kong students were attacked by Chinese during the "#antiELAB"event.#LiberateHK@washingtonpost @CBSNews @cnni @FoxNews @realDonaldTrump @WhiteHouse @PressSec @SpeakerPelosi @RepMcGovern @marcorubio @VOAChinese @SecPompeo @RFI @VP pic.twitter.com/xPQ6UWdjD0
— Snow Fang (@Snow_Fang2) 24 Juli 2019
(Rachmat Fahzry)