Siswi Paskibraka Tangsel Meninggal Akibat Kelelahan, Kak Seto 'Sentil' Wali Kota Airin

Hambali, Jurnalis
Senin 12 Agustus 2019 17:34 WIB
Pemerhati Anak Seto Mulyadi alias Kak Seto di Polres Tangsel (foto: Hambali/Okezone)
Share :

TANGERANG SELATAN - Pemerhati anak, Seto Mulyadi, geram atas lambannya pengungkapan kasus meninggalnya Aurellia Qurrota Aini (16), siswi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Pria dengan sapaan akrab Kak Seto itu, mengkritik pola pelatihan terhadap anak di bawah umur yang masih menerapkan kekerasan fisik. Menurut dia, Pemerintah Kota Tangsel dalam hal ini Wali Kota Airin Rachmi Diany harus melakukan introspeksi atas semua kegiatan yang berpotensi melanggar hak-hak anak.

Baca Juga: Polisi Periksa Buku Harian Anggota Paskibra yang Meninggal di Tangsel


"Penanggung jawab dari Paskibra ini adalah pemerintah kota, dalam hal ini Wali Kota. Mohon ada introspeksi, cara-caranya mohon diluruskan kembali kalau ada kekeliruan, mungkin juga melibatkan tokoh-tokoh perlindungan anak, mungkin juga dari psikolog atau dari ahli kesehatan dan sebagainya, sehingga tidak sampai terjadi pelanggaran hak anak," kata Kak Seto kepada Okezone, Senin (12/8/2019).

Beberapa pola pelatihan yang diterima calon anggota Paskibraka Tangsel diduga mengandung kekerasan fisik dan psikologis. Di antaranya instruksi untuk melakukan push up dengan tangan terkepal bagi perempuan, hingga memakan jeruk beserta kulitnya.

"Tentu itu tidak bisa dibenarkan, mungkin nanti juga masukan bagi penyempurnaan peraturan Pemerintah Tangsel mengenai Paskibra tentang persyaratan dan sebagainya harus mempedulikan hak anak, ini kan pelakunya (Paskibra) adalah anak umur di bawah 18 tahun semuanya," imbuhnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya