Evanina mengatakan LinkedIn harus mencontoh Twitter, Google dan Facebook, yang telah membersihkan akun palsu yang diduga terkait dengan badan-badan intelijen Iran dan Rusia.
"Saya baru-baru ini melihat Twitter menghapus jutaan akun palsu, dan permintaan kami, mungkin LinkedIn juga bisa seperti itu," kata Evanina, yang mengepalai Kontra-Intelijen dan Keamanan Nasional AS.
LinkedIn memiliki 575 juta pengguna dari 200 negara dan wilayah, termasuk lebih dari 150 juta anggota di AS.
Pada tahun 2018, kepala keamanan LinkedIn, Paul Rockwell, mengonfirmasi bahwa perusahaan telah berbicara dengan agen penegak hukum AS tentang upaya spionase China.
"Kami melakukan segala yang kami bisa untuk mengidentifikasi dan menghentikan kegiatan ini," kata Rockwell kepada Reuters.
"Kami tidak pernah menunggu permintaan untuk bertindak dan secara aktif mengidentifikasi aktor jahat dan menghapus akun yang buruk berdasarkan temuan kami atau intelijen dari berbagai sumber termasuk lembaga pemerintah," tuturnya.
(Rachmat Fahzry)