Pimpinan Pemberontak Kolombia Umumkan Perang Tiga Tahun Setelah Perjanjian Damai

Rahman Asmardika, Jurnalis
Jum'at 30 Agustus 2019 12:06 WIB
Ivan Marquez membacakan pengumumannya mengangkat senjata. (Foto: FARC-EP).
Share :

BOGOTA – Sekelompok mantan pemberontak dari Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) mengumumkan perang terhadap Bogota dalam sebuah video yang di-posting pada Rabu malam. Kelompok itu menyatakan bahwa mereka akan melakukan ofensif baru, mengancam akan melanjutkan kembali konflik berdarah yang berlangsung selama lima dekade terhadap pemerintah Kolombia.

Dua mantan komandan FARC, yang dikenal dengan nama alias mereka, Ivan Marquez dan Jesus Santrich, muncul dalam video berdurasi 32 menit di YouTube, yang menurut Marquez difilmkan di hutan Amazon Kolombia.

BACA JUGA: Perjanjian Damai Diratifikasi, Perang 52 Tahun Kolombia Berakhir

Perjanjian damai yang ditandatangani oleh FARC dan pemerintah Kolombia tiga tahun lalu telah mendapat tekanan di berbagai sisi, termasuk pembunuhan terhadap ratusan mantan pemberontak dan aktivis hak asasi manusia (HAM), keterlambatan pendanaan untuk upaya ekonomi oleh mantan kombatan, dan polarisasi politik yang mendalam.

"Ini adalah kelanjutan dari perlawanan pemberontak sebagai jawaban atas pengkhianatan negara atas perjanjian damai Havana," kata Marquez yang dikelilingi militan bersenjata dalam video tersebut. "Kami tidak pernah dikalahkan secara ideologis, sehingga perjuangan terus berlanjut."

Sebagai respons atas video tersebut, Presiden Kolombia Ivan Duque mengumumkan hadiah 3 miliar peso (sekira Rp12 miliar) akan diberikan untuk informasi yang mengarah pada penangkapan setiap orang yang tampil dalam video itu.

"Saya telah memerintahkan pembentukan unit khusus untuk mengejar para penjahat ini, dengan kapasitas yang diperkuat dalam intelijen, investigasi dan mobilitas di semua wilayah Kolombia," kata Duque dalam sebuah pernyataan yang dilansir Reuters, Jumat (30/8/2019).

Marquez, salah satu negosiator perjanjian 2016, menghilang tahun lalu setelah keponakannya ditangkap dan dibawa ke Amerika Serikat untuk bekerja sama dengan penyelidikan perdagangan narkoba.


Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya