Sarafal Anam, Eleminasi Benih Terorisme

Demon Fajri, Jurnalis
Senin 07 Oktober 2019 13:43 WIB
Sarafal Anam di Kelurahan Jembatan Kecil, Kecamatan Singaran Pati, Kota Bengkulu, Diyakini Mampu Eliminasi Beni-Benih Radikalisme (foto: Okezone/Demon Fajri)
Share :

BENGKULU - Terorisme selalu identik dengan kekerasan. Di mana terorisme merupakan salah satu kejahatan yang menjadi perhatian di Indonesia. Bahkan, dunia.

Hal tersebut musti ada upaya mengeleminasi benih-benih munculnya terorisme di lingkungan masyarakat. Mulai dari pencegahan, penanggulangan, penindakan serta rehabilitasi akibat terorisme.

Salah satu cara itu tradisi tutur lisan. Di mana tutur lisan merupakan suatu proses komunikasi, dalam menyampaikan pesan sesuai dengan tafsiran terhadap pesan lisan dalam kondisi yang disesuaikan. Sarafal Anam, misalnya.

Di mana Sarafal Anam merupakan salah satu 'Kekuatan Kearifan Lokal Membendung Hoak dan Disrupsi Informasi' di suku Lembak, kelurahan Dusun Besar, kelurahan Panorama, kelurahan Jembatan Kecil kecamatan Singaran Pati Kota Bengkulu provinsi Bengkulu. 

Sarafal Anam, Kearifan Lokal Suku Lembak 

Sarafal Anam, begitulah masyarakat Suku Lembak di kota Bengkulu provinsi Bengkulu, menyebutnya. Sarafal Anam merupakan salah satu kesenian dan budaya masyarakat suku Lembak.

Kesenian sarafal anam disajikan dalam bentuk seperti mengiramakan sebuah lagu. Namun lagu yang digunakan bernuansa Islami serta berisi puji-pujian terhadap Allah, SWT, Rasul atau Nabi.

Budaya yang juga bernafaskan Islam, adat dan budaya suku lembak ini diketahui sudah masuk kisaran tahun 1500-an beriringan dengan masuknya perkembangan agama Islam di Bengkulu.

"Sarafal anam merupakan adat dan budaya yang bernafaskan Islami dan tidak terlepas dari syariat Islam. Ini kearifan lokal suku Lembak di Kota Bengkulu," kata ketua Adat kelurahan Dusun Besar kecamatan Singaran Pati kota Bengkulu, Abdullah, saat ditemui Okezone, Senin 23 September 2019.

Kesenian sarafal anam masih mengakar hingga sekarang. Khususnya masyarakat asli Lembak di Kota Bengkulu dan sekitarnya. Di kelurahan Jembatan Kecil, Panorama kelurahan Dusun Besar kecamatan Singgaran Pati, contohnya.

Biasanya sarafal anam disajikan pada acara tertentu. Saat pesta perkawinan atau pernikahan suku Lembak, acara aqiqah atau cukur rambut bayi dalam bahasa lembak Nenjor, hatam Quran atau tamat kaji dan acara Maulid Nabi.

Senin 23 September 2019, kota Bengkulu provinsi Bengkulu, bercuaca cerah berawan. Termasuk di kelurahan Dusun Besar kecamatan Singaran Pati. Langit biru dipenuhi gumpalan awan, berserakan.

Hari itu, sinar matahari begitu menyengat, panas. Menusuk kesela-sela setiap bagian kulit. Hembusan angin sepoi-sepoi menyapu setiap bagian yang ada di daerah itu. Debu, misalnya.

Menempel di pakaian dan celana serta kendaraan yang lalu lalang. Termasuk pemukiman penduduk di jalan Danau RT.22 RW.07 No.07 kelurahan Dusun Besar kecamatan Singaran Pati Kota Bengkulu.

Rumah permanen itu dihuni ketua Adat kelurahan Dusun Besar kecamatan Singaran Pati kota Bengkulu. Abdullah, namanya. Pria berkulit gelap ini tinggal bersama istri dan anaknya.

Siang itu pria berkulit gelap ini sedang duduk di teras rumahnya, santai. Mengenakan celana pendek berwarna kuning serta dibaluti baju kaos dalam berwarna putih yang mulai lusuh.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya