Pinera meminta maaf pada awal pekan ini karena gagal mengantisipasi pecahnya kerusuhan sosial dan mengumumkan serangkaian langkah yang dirancang untuk menenangkan warga.
Dia juga mengumumkan rencana untuk mengakhiri keadaan darurat yang sangat tidak populer dan mencabut jam malam.
Francisco Anguitar, 38 tahun pengembang kecerdasan buatan yang menghadiri demonstrasi, mengatakan kepada AFP bahwa unjuk rasa bisa lebih lagi, “Kami meminta keadilan, kejujuran, pemerintahan etis."
"Bukannya kami menginginkan sosialisme atau komunisme. Kami menginginkan lebih sedikit perusahaan swasta, lebih banyak negara," katanya.
(Rachmat Fahzry)