Meutya Hafid, Srikandi Tangguh Nakhoda Komisi I DPR

Harits Tryan Akhmad, Jurnalis
Sabtu 09 November 2019 10:01 WIB
Meutya Hafid saat diwawancarai Okezone (Foto: Okezone/Harits)
Share :

“Waktu Partai Golkar menawarkan dulu Ketumnya pak JK (Jusuf Kalla), saya melihatnya kok, salah kalo menolak karena ini kesempatan yang jarang dan beliau (JK) bilangnya dulu di politik harus ada perempuan dan pemuda,” tutur Meutya saat berbincang dengan Okezone.

Diakuinya, saat itu keterwakilan perempuan di partai politik masih sangat kecil dibandingkan dengan sekarang yang sudah banyak pemuda milenial turut masuk ke parpol.

Apalagi Meutya beralasan telah menjadi jurnalis selama 9 tahun dan ingin mencari tantangan baru. Dengan berbekal pengalamannya menjadi reporter dan presenter itulah dia membanding stir menjadi politisi perempuan di tanah air.

“Jadi dari situ (alasan) dan udah jadi watawan selama 9 tahunan juga, oke berpikir apa untuk mengisi kekosongan (perempuan dan anak muda). Yang belum lazim itu di politik, jadi mangkanya kita isi ruang yang kosong untuk perempuan dan anak muda,” imbuh dia.

Setelah menjadi kader partai Golkar, dia tak tahu apakah akan berpolitik jangka panjang atau hanya sesaat saja. Begitu pula, dia tak tahu apakah dia bisa lolos ke Senayan dengan kemampuan yang dimilikinya saat itu. “Pikiran lolos apa enggak dan ketika masuk (parpol) itu apakah bakal jangka panjang apa enggak,” tuturnya.

Pada tahun 2009 Meutya menjadi Caleg dari dapil 1 Sumatera Utara, namun sayang dia tak lolos. Dia pun mencoba maju di Pilkada Binjai menjadi calon Wakil Wali Kota bersama Dhani Setiawan Isma sebagai calon Wali Kota Binjai periode 2010-2015. Lagi-lagi dia pun harus gigit jari lantaran harus kalah.

Tepat di bulan Agustus 2010, ia dilantik menjadi Anggota DPR antar waktu dari Partai Golkar menggantikan Burhanudin Napitupulu yang meninggal dunia. Meutya saat berada di Komisi XI DPR.

Saat masih berada di komisi XI, dia juga diberi amanah berada di BKSAP, dirinya menjadi salah satu anggota delegasi parlemen Indonesia ke sidang Inter-Parliamentary Union di Bern saat 12-21 Oktober 2011.

Selama 17 bulan berada di Komisi XI, ia dipindahkan ke Komisi I yang membidangi pertahanan, luar negeri, komunikasi dan informasi, serta intelijen. Komisi inilah yang sangat cocok dengan latar belakangnya di media. Ia pun menuntaskannya hingga periode 2014.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya