"Kami kecewa kepada pengelola KCIC, lapang bola kami saja tidak direalisasikan janjinya. Apalagi sekolah. Kalau sekolahnya digusur, nasib anak-anak kami bagaimana," ujarnya.
Secara terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta, Purwanto membenarkan ada bangunan sekolah di wilayahnya yang terdampak proyek KCIC. Tetapi, pihaknya tak bisa berkutik. Sebab, kereta cepat Jakarta-Bandung ini merupakan proyek pemerintah pusat.
"Untuk persoalan gedung sekolah, sebenarnya sudah ada solusi. Tinggal dibicarakan antara orang tua, sekolah dan pihak pemerintah desa," ujarnya.
Untuk kegiatan belajar siswa, lanjut Purwanto, tidak ada masalah. Sebab, saat ini para siswa ini direlokasi ke sekolah terdekat. Jaraknya, sekitar 500 meter dari lokasi lama. Numpang belajar ini, akan berlangsung sampai pembangunan sekolah baru selesai.
(Khafid Mardiyansyah)