TANGERANG SELATAN - Korban banjir di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengeluhkan minimnya perhatian pemerintah terhadap sejumlah kebutuhan yang diperlukan. Di antara yang paling disorot adalah tak adanya dapur umum di tempat evakuasi ataupun titik banjir.
Berdasarkan data yang dihimpun, lokasi banjir terparah di Kota Tangsel berada di Pesona Serpong, Kademangan, Setu, Tangsel. Di sana ketinggian air mencapai lebih dari 2 meter. Banjir mulai merendam pemukiman itu sejak Rabu 1 Januari 2020, siang.
Salah satu korban terdampak bernama Dedeh Suminar (50), menuturkan, banjir telah merendam rumahnya hingga setinggi 2 meter. Perabot rumah tangga semua tergenang. Tak ada bahan makanan yang tersisa karena semua tercemar limbah banjir.
"Nggak ada yang sisa. Apalagi listrik juga masih padam, jadi kita nggak bisa ngapa-ngapain. Kalau untuk makan dan minum air mineral memang ada, tapi kasihan buat mereka yang masih bayi, balita, kan sering butuh air panas. Jadi sebenarnya kita sangat butuh keberadaan dapur umum," katanya kepada Okezone, Kamis (2/1/2020).
Kawasan Pesona Serpong merupakan pemukiman yang berada persis di dekat aliran sungai Cisadane. Lokasinya menjorok lebih rendah beberapa meter di banding dengan pemukiman warga sekitar. Terdapat sekira 172 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah sekira 5 ribu jiwa di dalamnya.
Saat banjir menggenang, warga diungsikan ke SDN Kademangan 02, posisinya tak jauh dari Pesona Serpong. Di sana disiapkan 5 ruangan sebagai tempat pengungsian, 2 ruangan di lantai satu dan 3 ruangan di lantai dua. Tersedia pula pelayanan medis dan ambulan di Posko tersebut.
Ketua Posko logistik pengungsian di SDN Kademangan 02, Andri Novendra, menjelaskan, jika sebenarnya berbagai pelayanan dan fasilitas telah lengkap di sediakan di Posko. Termasuk juga penyediaan air panas bagi bayi dan Balita.
"Karena untuk Pesona Serpong memang hanya di sini Posko evakuasinya. Hampir semua kita tampung di sini, semua lengkap ada medis, logistik dan konsumsi. Jadi memang kita tidak buka pelayanan di titik terdampak banjir, hanya di Posko ini saja," terang Andri yang juga pengurus Karamg Taruna Kelurahan Kademangan.
Sebelumnya di lokasi terdampak banjir lain di bilangan Ciputat, mengeluhkan hal yang sama. Mereka bahkan menyebut, tak tahu kemana harus mendapatkan bantuan konsumsi, dikarenakan tak ada Posko atau titik evakuasi warga.
"Listrik padam, kita enggak tahu posko evakuasinya di mana. Jadi cuma dijemput pakai perahu karet keluar rumah, habis itu nggak tahu ke mana. Mau makan ya saya beli sendiri aja," ucap Nining (32), korban terdampak di Perumahan Ciputat Baru.
(Khafid Mardiyansyah)