Abdul Mahdi, yang mengundurkan diri pada November 2019 meski masih menjabat sebagai PM sementara Irak, mengatakan bahwa serangan AS itu melanggar ketentuan kehadirannya di Irak. Dia menambahkan pasukan AS secara eksklusif berada di Irak untuk melatih pasukan keamanan Irak dan memerangi kelompok Negara Islam (IS) dalam kerangka koalisi global.
BACA JUGA: Komandan Pasukan Elitenya Dibunuh, Iran Bersumpah Balas Dendam pada AS
Abdul Mahdi meminta parlemen untuk mengadakan pertemuan luar biasa untuk "mengambil langkah-langkah legislatif dan ketentuan yang diperlukan untuk menjaga martabat, keamanan, dan kedaulatan Irak."
Dia tidak merinci ketentuan apa yang diperlukan, tetapi beberapa pejabat dan anggota parlemen menyerukan langkah-langkah untuk mengusir pasukan AS dari Irak.
(Rachmat Fahzry)