BEKASI – Endapan lumpur sisa banjir yang diduga bercampur limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) mengancam kesehatan warga Kebalen, Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Limbah itu diduga berasal dari pabrik pewarna pakaian yang berdiri di sekitar permukiman warga.
Warga sekitar mengaku pusing dan sesak napas usai menghirup aroma menyengat dari cairan limbah yang keluar dari saluran pembuangan pabrik itu. Limbah dikatakan bercampur dengan lumpur saat banjir dan masuk ke rumah-rumah warga sekitar.
Baca juga: 27 Ribu Siswa Terdampak Banjir Jakarta 2020
"Ini gara-gara saluran pembuangan utama warga ditutup dengan tembok beton sama pemilik pabrik. Jadinya warga enggak bisa membersihkan gorong-gorong yang tersumbat," kata Ketong (68), warga RT 05 RW 04, Kebalen, Senin (6/1/2020).
Ia mengatakan, kondisi yang dialami warga di lokasi sudah berlangsung sekira tujuh tahun lebih. Selama itu pula warga harus menghirup aroma menyengat limbah pabrik yang berwarna biru pekat.
Hal ini menyebabkan warga mengalami gatal-gatal karena kerap menghirup aroma limbah tersebut. Ditambah lagi suara bising dari aktivitas pabrik yang disebut-sebut sangat mengganggu.
Baca juga: Potensi Hujan Lebat Sepekan ke Depan, Anies Baswedan: Kita Akan Lebih Siaga
Oleh karena itu, warga berharap Pemerintah Kabupaten Bekasi dapat menindak tegas sang pemilik pabrik yang dinilai sudah merugikan warga sekitar.
"Bupati harus menindak tegas, jangan terus dibiarkan, harus secepatnya ditutup," ucapnya.