LEBAK - Banjir yang terjadi di Kabupaten Lebak, Banten menimbulkan puluhan titik longsor di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah 1 Lebak. Longsor itulah yang akhirnya mengakibatkan banjir bandang menerjang enam kecamatan.
"Jenis tanah di Kabupaten Lebak terutama di kawasan TNGHS adalah Podsolik dan Latosol yang memiliki tekstur tanah peka terhadap erosi," kata Kepala SPTN TNGHS Lebak, Siswoyo kepada wartawan, Rabu (8/1/2020).
Baca Juga: BPBD DKI Sebut Tidak Ada Lagi Wilayah Jakarta Tergenang Banjir
Diungkapkan Siswoyo, berdasarkan hasil pemetaan sementara terdapat 33 titik longsor yang menutupi sepanjang aliran sungai Ciberang dan 4 sungai lainnya yang ada di Lebak.
"Sehingga menumpuk dan membawa material tanah, batang pohon, material bangunan rumah, jembatan yang terbawa longsor, dan material lainnya dari mulai hulu sungai Blok Cibuluh sampai dengan hilir Kecamatan Sajira dengan panjang sungai kurang lebih 38,9 Km," tutur Siswoyo.
Selain tanah longsor, banjir bandang yang terjadi disebabkan adanya intensitas hujan yang tinggi pada 31 Desember 2019 lalu dan merupakan intensitas tertinggi selama 52 tahun terakhir sesuai dengan penyertaan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
"Berdasarkan peta kerawanan longsor yang bersumber dari Ditjen PDAS HL tahun 2014, bahwa kawasan TNGHS terutama di lokasi kejadian termasuk kriteria sangat rawan," katanya.
Baca Juga: 30 Jembatan Putus di Lebak, Jokowi Targetkan 4 Bulan Selesai Dibangun
(Arief Setyadi )