MOJOKERTO - Kematian bocah berusia 13 tahun, Ardyo William Oktaviano yang ditemukan di bahwa jembatan Kemlagi, Mojokerto, masih menjadi misteri. Sebelum ditemukan tak bernyawa, bocah kelas IV SDN Ketemasdungus ini sehari - hari tinggal bersama neneknya di Dusun Ketamas, Desa Ketemasdungus, Kecamatan Puri, Mojokerto.
Sang nenek korban bernama Miskah (55) menyatakan bahwa tak ada tanda - tanda sebelum cucu pertamanya ini ditemukan tewas secara misterius dengan luka bersimbah darah di bagian kepala.
Baca Juga: Jasad Bocah SD yang Ditemukan di Bawah Jembatan Mojokerto Diduga Dibunuh
"Tidak ada tanda-tanda. Rabu malam itu dia pamit main, ya sering main cuma di sini-sini saja, biasanya selalu pamit," ungkap Miskah, pada Sabtu (1/2/2020).
Dio - panggilan akrab Ardyo William Oktaviano ini pada Rabu petang bermain bersama ketiga teman lainnya, bernama Ijul, Islah, dan Ilil. Namun keanehan muncul saat seseorang tak dikenal menjemput Dio pada malam itu.
"Dia dijemput orang minta ditunjukkan rumah orang bernama Huda, orang sini kata Islah gitu. Orangnya (Yang jemput) rambutnya panjang semiran (berwarna), pakai cindik. Dibonceng kencang gitu, kata Islah saat itu Dio sempat memberontak," ungkap nenek Dio yang sehari - hari merawatnya.
Miskah menyatakan, meski kedua orang tua Dio telah bercerai, namun tak ada masalah yang berarti menimpa cucunya tersebut. "Sebelumnya tidak ada masalah apa-apa. Waktu malam itu dia main gangsing sama temannya," papar Miskah kembali.
Dirinya baru tahu kabar cucunya Dio sudah dalam keadaan tak bernyawa ketika melihat informasi yang beredar di media sosial Facebook dan mendapat pesan dari temannya.
"Saya malah tahunya dari Facebook, kemudian saya dapat pesan, langsung ke Kemlagi ngecek. Tetangga sini juga lapor ke Polsek kalau ada tetangga yang hilang," jelasnya.
Baca Juga: Warga Mojokerto Digegerkan Penemuan Mayat Bocah dengan Luka Parah di Kepala
Sebelumnya sesosok jasad bocah laki-laki ditemukan warga sekitar pada Kamis pagi 30 Januari 2020, di bawah jembatan tengah hutan Jalan Raya Kemlagi, Mojokerto, yang notabene jalan raya tersebut merupakan jalur menuju Lamongan.
Saat ditelusuri mayat yang awalnya tanpa identitas ternyata merupakan pelajar kelas IV SDN Ketemasdungus Mojokerto bernama Ardyo William Oktaviano atau yang akrab disapa Dio. Pelajar berusia 13 tahun ini tewas dengan luka parah di bagian kepala.
(Fiddy Anggriawan )