SLEMAN - Tim SAR gabungan kembali melanjutkan pencarian korban tenggelam siswa SMP Negeri 1 Turi, saat menyusuri Sungai Sempor di Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, pada Jumat, 21 Februari 2020 kemarin.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman, Makwan mengatakan, tim SAR gabungan melanjutkan melakukan pencarian pada enam titik pantau.
"Pagi ini kembali melakukan pencarian, yang melibatkan lebih dari 180 personel untuk menyisir sepanjang aliran sungai," kata Makwan, Sabtu (22/2/2020).
Baca juga: Kwarnas Gerakan Pramuka Sebut Kegiatan Susur Sungai Seharusnya Hanya di Level Penegak
Hasil pendataan, kata dia, kegiatan susur sungai ini diikuti 249 siswa. Terdiri atas peserta kelas VII sebanyak 124 siswa dan kelas VIII dengan 125 siswa. Kecelakaan air juga menyebabkan dua siswa menjalani rawat inap di Puskesmas Turi dan 21 lainnya dirawat jalan.
"Terkonfirmasi selamat ada 216 siswa. Sampai saat ini, korban luka-luka 23 siswa, meninggal dunia tujuh siswa dan yang belum ditemukan tiga orang," pungkasnya.
Baca juga: Tragedi Siswa SMPN 1 Turi, Korban Selamat: Suasana saat Itu Sudah Kacau
Perlu diketahui, Kepala Pusat Informasi Nasional Gerakan Pramuka, Guritno mengatakan, kegiatan susur sungai bagi pramuka seharusnya hanya diberikan kepada peserta pramuka di tingkat penegak bukan penggalang.
Hal itu disampaikan Guritno terkait persitiwa kecelakaan susur sungai yang dilakukan peserta pramuka SMP Negeri 1 Turi, di Kali Sempor, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, pada Jumat, 21 Februari 2020 kemarin.
"(Seharusnya hanya untuk level) penegak, seharusnya tidak (untuk penggalang)," kata Guritno.
Namun kata dia, apabila kegiatan susur sungai tersebut harus tetap dilakukan bagi anak pramuka level penggalang, maka harus didampingi dengan ketat serta memerhatikan kondisi cuaca.
(Awaludin)