Di mana di daerah tersebut, terang Neli, banyak rumah tinggal atau tidak berpenghuni. Sehingga membuat jentik nyamuk berkembang biak secara cepat. Bahkan, kata Neli, di daerah tersebut warga setempat tidak ada memeriksa jentik (jumantik) nyamuk.
"Di daerah itu (Puskesmas Telaga Dewa) banyak rumah tinggal. Sehingga jumantik nyamuk cepat berkembang biak. Belum lagi pemantauan jumantik tidak ada. Namun, di daerah kecamatan lainnya juga ada yang positif DBD," terang Neli.
Untuk mencegah penyebaran virus dengue melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti, lanjut Neli, pihaknya telah membagikan bubuk abate (larvasida temephos) ke 20 puskesmas di Kota Bengkulu.
Baca Juga: 15 Warga Jabar Meninggal Akibat DBD pada Awal Tahun Ini
Neli menambahkan, setiap puskesmas sudah dibagikan 10 kilogram (Kg) bubuk abate. Dengan total secara keseluruhan 200 kg untuk 20 puskesmas yang tersebar di 9 kecamatan di Kota Bengkulu.
"Setiap ada laporan, dari Puskesmas akan turun ke lapangan dan memberikan bubuk abate kepada masyarakat," pungkas Neli.
(Fiddy Anggriawan )