Sejumlah Lansia di Italia Merasa Lebih Takut Kesepian daripada Corona

Rachmat Fahzry, Jurnalis
Selasa 24 Maret 2020 19:14 WIB
Seorang warga lanjut usia di Italia mengenakan masker denan latar jalan sepi dampak virus corona. (Foto/FT)
Share :

RUMAH Renata Cafferata di Lavagna, sebuah kota pantai kecil berpenduduk sekitar 12.000 orang di barat laut Italia, dulunya merupakan pusat kegiatan.

Cafferata merupakan seorang mantan peternak lebah yang berusia 87 tahun. Dia bertemu teman-teman seumur hidupnya setiap hari dan mereka akan berbagi secangkir teh dan satu sendok madu.

Tapi rumah Cafferata sekarang kosong karena Italia, pusat virus corona baru, sedang menerapkan kebijakan wilayah atau lockdown secara.

"Hidup saya benar-benar telah berubah," kata Cafferata menguip Al Jazeera, Selasa (24/3/2020). "Sangat sulit untuk mengatasi [pandemic corona] ini sendirian."

Baca juga: Faktor Kematian Virus Corona di Italia Lebih Tinggi Dibanding China

Dengan lebih dari 6.000 kematian akibat virus korona, yang tertinggi di dunia, dan lebih dari 60.000 kasus, Italia sedang berjuang untuk menahan laju penyebaran Covid-19. Virus ini sangat membahayakan bagi orang lanjut usia dan mereka yang memiliki riwayat penyakit.

Cafferata harus lebih berhati-hati. Lebih dari 56 persen kematian adalah orang di atas usia 80 tahun, menurut Institut Kesehatan AS (NIH).

"Saya mengerti bahwa cepat atau lambat kita semua harus mati, tetapi tidak seperti ini, dengan terpapar virus ini. Saya ingin hidup sedikit lebih lama lagi," kata Cafferata.

Selain takut terkena virus, masalah lain yang menghantui pikirannya adalah kesepian.

"Aku merasa kesepeian," katanya.

Hampir 28 persen orang Italia di atas usia 65 hidup sendirian, termasuk sekitar 1,3 juta yang tidak memiliki akses ke komunitas, menurut Institut Statistik Nasional Italia.

"Orang lanjut usia mendapati diri mereka dalam situasi yang sangat sulit," kata Fabio Sbattella, profesor psikologi darurat di Universitas Cattolica di Milan.

"Salah satu masalah yang ada pada saat ini adalah kebingungan, ketika epidemi membawa pesan yang mengatakan bahwa agar masyarakat dapat bertahan hidup, kita perlu tinggal sendiri," kata Sbattella yang memberikan bantuan kepada orang-orang yang secara psikologis rentan terhadap virus corona. wabah, dari petugas kesehatan hingga ke lansia.

Untuk pensiunan, perubahan dalam rutinitas dapat memiliki efek besar pada kesehatan mental dan fisik.

"Hanya saja tidak bisa jalan-jalan, mengunjungi dokter atau melihat anggota keluarga, itu bisa membuat stres dan gangguan yang mendorong gizi tidak teratur dan kelalaian dalam mengasumsi obat-obatan biasa, maka penyakit jantung semakin meningkat dan sistem kekebalan melemah," kata Sbattella. .

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya