KAIRO - Mahmoud Jibril, mantan kepala pemerintah pemberontak Libya yang menggulingkan Muammar Gaddafi pada 2011, meninggal karena virus corona.
Informasi kematian Jibril disampaikan Khaled al-Mrimi, sekretaris Aliansi Pasukan Nasional, yang didirikan oleh Jibril pada 2012.
Jibril meninggal dalam usia 68 tahun pada Minggu, 5 Maret di Kairo, Mesir, tempat ia dirawat di rumah sakit selama dua minggu.
Direktur rumah sakit Hisham Wagdy menjelaskan, Jibril dirawat di Rumah Sakit Khusus Ganzouri di Kairo pada 21 Maret setelah menderita serangan jantung dan tiga hari kemudian dinyatakan positif virus corona.
"Dia sempat membaik tapi kesehatannya mulai memburuk lagi," kata Wagdy kepada kantor berita AFP mengutip Al Jazeera, Senin (6/4/2020).
Baca juga: WHO Memperingatkan Timur Tengah Harus Bertindak Cepat Atasi Virus Corona
Baca juga: Arab Saudi Berlakukan Larangan Keluar Rumah 24 Jam di Makkah dan Madinah
Ia menambahkan Jibril meninggal pada jam 2 siangg waktu setempat.
Jibril adalah penasihat ekonomi untuk pemerintahan Gaddafi, sebelum bergabung dengan erakan revolusi pada tahun 2011.
Jibril memimpin Dewan Transisi Nasional (NTC), pemerintah sementara selama pemberontakan yang didukung NATO untuk menggulingkan dan membunuh Gaddafi.
Pada hari-hari awal pemberontakan Libya, Jibril melakukan beberapa perjalanan ke luar negeri untuk menggalang dukungan dari Eropa dan AS.
Dia adalah pemimpin sementara Librya sampai negara itu mengadakan pemilihan bebas pertama pada tahun 2012.
Jibril maju mencalonkan menjadi perdana menteri dalam pemilihan dan partainya memenangkan pemilihan tetapi gagal meraih mayoritas di parlemen, yang memilih kandidat lain untuk menjadi perdana menteri.
Di tengah kekacauan dan kekerasan yang meletus di tahun-tahun berikutnya, Jibril meninggalkan Libya untuk tinggal di luar negeri.
Sebelum kematian Jibril, pemerintah Libya telah mengkonfirmasi 18 kasus virus corona di negara itu dan satu kematian.
(Rachmat Fahzry)