PEKANBARU - Setiap daerah memiliki tradisi dalam merayakan Idul Fitri, termasuk di Kabupaten Bengkalis. Di pesisir Riau itu terdapat tradisi yang disebut baraan.
Dalam bahasa tempatan, baraan berarti rombongan. Di mana ini merupakan ajang silahturahmi antara warga seperti halnya halal bihalal. Namun yang menjadi pembeda dalam tradisi yang sudah turun temurun ini adalah jumlah warga dan siapa yang pertama harus didatangi.
"Baraan merupakan tradisi turun temurun di Bengkalis khususnya wilayah pesisir yang sampai saat ini masih dilestarikan," kata Anggi Ramadhoni (30) warga Desa Selatbaru, Kecamatan Bantan, Bengkalis, beberapa waktu lalu.
Tradisi baraan sendiri sudah mulai dilakukan setelah melaksanakan solat Idul Fitri. Tanpa dikomandoi, warga biasanya berkumpul di suatu tempat yang disepakati. Jumlahnya bisa ratusan orang, baik tua, muda dan anak anak.
Setelah itu wargapun bergegas berjalan kaki, menuju rumah orang yang dianggap dituakan di kampung. Sementara orang yang sudah dituakan di kampung itu sudah mempersiapkan hidangan yang tentu dalam jumlah besar untuk warga. Ketupat merupakan menu yang wajib disiapkan oleh ahli bait.