Dia juga khawatir rencana Netanyahu itu "gagal dalam tujuan mengamankan perbatasan Israel" dan "bertentangan dengan kepentingan jangka panjang Israel sendiri". Rencana-rencana itu juga akan "membahayakan kemajuan yang telah dibuat Israel dalam meningkatkan hubungan dengan dunia Arab dan Muslim," tambahnya.
Langkah Israel tersebut disebut akan sejalan dengan Visi untuk Perdamaian Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Rencana yang diumumkan Trump pada Januari itu diklaim bertujuan mengakhiri konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung beberapa selama dekade.
Sekira 430.000 orang Yahudi tinggal di lebih dari 130 permukiman dan sejumlah "pos" kecil yang dibangun sejak Israel menduduki Tepi Barat dalam perang Timur Tengah 1967.
Permukiman secara luas dianggap ilegal di bawah hukum internasional, meskipun Israel, dan AS di bawah pemerintahan Trump, membantahnya.
(Rahman Asmardika)