Turki Tolak Seruan untuk Bangkitkan Lagi Kekhalifahan Islam

Rahman Asmardika, Jurnalis
Selasa 28 Juli 2020 18:47 WIB
Foto: AFP.
Share :

ANKARA - Partai berkuasa di Turki telah menolak seruan majalah pro-pemerintah untuk membangkitkan kembali kekhalifahan Islam, menyusul pembukaan kembali Hagia Sophia di Istanbul sebagai masjid.

Juru bicara Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) pada Senin (27/7/2020) meyakinkan kaum skeptis bahwa Turki akan tetap menjadi republik sekuler setelah majalah Gercek Hayat menimbulkan kegemparan dengan menyerukan pembaruan kekhalifahan.

"Republik Turki adalah negara yang demokratis dan sekuler berdasarkan aturan hukum," kata Juru Bicara Omer Celik dalam sebuah cuitan di Twitter. "Republik kita adalah payung bagi kita semua berdasarkan kualitas-kualitas ini."

BACA JUGA: Turki Ubah Museum Ikonik Hagia Sophia Menjadi Masjid

"Adalah salah untuk memicu polarisasi tentang sistem politik Turki... Debat dan polarisasi tidak sehat yang muncul di media sosial kemarin tentang sistem politik kita tidak ada dalam agenda Turki," tulis Celik.

"Republik Turki akan berdiri selamanya. Dengan doa dan dukungan dari negara kita, dan di bawah kepemimpinan presiden kita, kita berjalan menuju apa yang disebut tujuan yang tak terjangkau untuk negara dan kemanusiaan kita. Republik kita akan terus bersinar," tambahnya sebagaimana dilansir Al Araby.

BACA JUGA: Presiden Palestina Puji Keputusan Turki Ubah Hagia Sophia Jadi Masjid

Cuitan resmi dari AKP Itu muncul sebagai respon atas seruan Gercek Hayat agar pemerintah meluncurkan kembali kekhalifahan yang dihapuskan tak lama setelah jatuhnya Kekaisaran Ottoman. Gercek Hayat adalah majalah mingguan surat kabar Yeni Safak yang terkait dengan pemerintah.

Sampul majalah Gercek Hayat yang menyerukan pembaruan kekhalifahan Islam. (Twitter/@aDilipak)

"Sekarang Hagia Sophia dan Turki bebas; bersiaplah untuk kekhalifahan," demikian tercantum dalam sampul terbitan Gercek Hayat terbitan 27 Juli.

"Jika tidak sekarang, lalu kapan? Jika bukan kamu, lalu siapa?" tanya sampul itu, tampaknya merujuk pada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya