BEIRUT - Mantan Perdana Menteri Lebanon Tammam Salam mengaku tidak tahu menahu mengenai adanya simpanan besar bahan kimia berbahaya amonium nitrat yang menyebabkan ledakan dahsyat di Ibu Kota Beirut pada Selasa (4/8/2020).
Dilaporkan Anadolu, Salam membantah menerima korespondensi atau informasi mengenai kedatangan pengiriman bahan kimia itu di Beirut pada 2013.
Dalam sebuah pernyataan pada Minggu (9/8/2020), kantor media Salam mengatakan bahwa laporan yang menuduhnya mengetahui kedatangan kapal yang membawa amonium nitrat ke Beirut adalah “palsu dan tidak benar”, demikian dilaporkan Middle East Monitor.
BACA JUGA: Berduka atas Ledakan di Beirut, Presiden Jokowi: Indonesia Bersama Lebanon
Sebelumnya, laporan media menyebutkan bahwa pengadilan Lebanon telah memerintahkan kapal untuk menurunkan muatannya di pelabuhan Beirut ketika Salam menjadi perdana menteri.
Para pejabat mengatakan ledakan itu disebabkan oleh ledakan 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan secara tidak aman di pelabuhan selama enam tahun terakhir.