Mengenal Sosok Soedarsono, Dokter dan Menteri Dalam Negeri Pada Kabinet Sjahrir

Fathnur Rohman, Jurnalis
Selasa 18 Agustus 2020 01:03 WIB
Tugu Proklamasi di Cirebon (Foto : Okezone.com/Fathnur)
Share :

Akan tetapi, saat ditemui Soedarsono, Maroeto mengaku tidak menyimpan naskah proklamasi buatan Sjahrir yang dikatakan dititipkan kepadanya.

Ketika mendengar kabar itu, Soedarsono sempat berang. Pasalnya, untuk menemui Maroeto, Soedarsono harus pergi ke wilayah Palimanan dengan menempuh jarak sekitar 60 kilometer hanya menggunakan sebuah sepeda.

Soedarsono yang sudah terlanjur datang, kemudian memutuskan pergi dari tempat Moeroto. Dari kisah ini, disebutkan bila Soedarsono lah yang menyusun naskah proklamasi dan membacakan proklamasi kemerdekaan Indonesia di Cirebon pada tanggal 16 Agustus 1945.

Selang beberapa waktu dan Indonesia sudah merdeka, Soedarsono yang sedari awal merupakan teman dan juga murid didikan Sjahrir dalam gerakan sosial, kemudian diangkat menjadi Menteri Sosial dalam Kabinet Sjahrir I. Ia menjabat sejak 5 Desember 1945 hingga 12 Maret 1946. Kemudian, ia menjabat kembali sebagai Menteri Dalam Negeri mulai 12 Maret 1946 sampai 2 Oktober 1946. Soedarsono juga pernah menjadi Menteri Negara pada Kabinet Sjahrir III, untuk masa kerja Oktober 1946 sampai 27 Juni 1947.

Semangat Patriotisme Masyarakat Cirebon

Tugu Proklamasi yang terletak di Jalan Siliwangi, Kota Cirebon, Jawa Barat, merupakan simbol rasa syukur masyarakat Cirebon atas merdekanya Indonesia dari penjajah.

Tugu tersebut, dibangun untuk mempringati satu tahun pasca pembacaan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia, yang dibacakan oleh presiden pertama Republik Indonesia Ir Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945.

Mustaqim menuturkan, di bagian Tugu Proklamasi itu terdapat tulisan yang berbunyi 'Batoe pertama diletakkan pada tanggal 17-VIII-1946 Djam 10.30 oleh P. Toean Presiden Bersama Ketua Dewan Perdjoeangan Daerah Tjirebon sebagai lambang persatoean antara pemerintah dan ra'jat dalam perdjoeangan menegakkan Republik Indonesia yang 100 % merdeka'.

Dijelaskannya, tulisan yang berada di Tugu Proklamasi itu merupakan cerminan rasa patriotisme dan rasa cinta masyarakat Cirebon terhadap Indonesia. Bahkan, ia menggaris bawahi kalimat 'lambang persatoean antara pemerintah dan ra'jat dalam perdjoeangan menegakkan Republik Indonesia yang 100 % merdeka', yang dinilainya memiliki makna begitu dalam.

Menurutnya, tulisan itu bisa diartikan bahwa kemerdekaan yang diraih oleh para pejuang benar-benar dicapai dengan usaha dan kerja keras. Selain itu, kalimat 'Republik Indonesia yang 100 % merdeka' masih sangat relevan untuk digunakan pada masa ini.

Akan tetapi, meski menjadi monumen yang bersejarah, Tugu Proklamasi di Jalan Siliwangi Kota Cirebon ini kurang mendapat perhatian dari masyarakat ataupun pemerintah kota setempat.

Padahal, menurut Mustaqim, Tugu Proklamasi ini bisa menjadi aset dan bukti sejarah, tentang bagaimana semangat dan rasa nasionalisme masyarakat Cirebon pada zaman dahulu sangat lah tinggi. Sehingga generasi muda saat ini bisa memetik pelajaran berharga dari tugu itu.

(Angkasa Yudhistira)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya