Trump dan sekutu-sekutunya mengklaim tanpa bukti bahwa pilpres di Georgia telah dinodai dengan kecurangan berskala luas. Klaim itu memicu perselisihan di antara anggota-anggota Partai Republik, ketika Raffensperger berkeras bahwa pilpres telah berlangsung adil dan aman.
Baca Juga : Biden Sebut Trump Memalukan karena Menolak Akui Kekalahan
Setelah mendukung Bill Clinton pada 1992, Georgia lebih berpihak pada calon presiden Partai Republik.
Meskipun berulang kali kalah, banyak analis memperkirakan Georgia akan menjadi salah satu negara bagian utama dalam pilpres 2020. Ini terutama karena meningkatnya pemilih non kulit putih, yang membuat Partai Republik kehilangan pengaruh di daerah-daerah pinggiran Atlanta.
Baca Juga : Penasihat Keamanan Trump Akui Kemenangan Biden di Pilpres AS
(Erha Aprili Ramadhoni)