Sebelumnya, pada April 2016, ambergris seberat 1,57 kilogram ditemukan di Lancashire dan dijual seharga 50.000 poundsterling (Rp944 juta). Lalu pada November di tahun yang sama, tiga nelayan Oman menemukan 80 kilogram ambergris dan menjualnya seharga 2,3 juta poundsterling (Rp43 miliar).
Sebagai informasi, ambergris, disebut sebagai Whale Vomit atau abu-abu amber, adalah zat padat, lilin, mudah terbakar, dan sangat berharga yang diproduksi dalam sistem pencernaan paus sperma.
Ambergris kerap dianggap sebagai harta karun laut dan emas mengambang karena zat ini mengandung alkohol tak berbau yang diekstraksi untuk membuat aroma parfum bertahan lebih lama.
Ambergris berasal dari paus sperma, yang memakan cephalopoda dalam jumlah besar. Yakni hewan laut seperti cumi-cumi, gurita, dan sotong.
Zat ini biasanya digunakan pembuat parfum sebagai fiksatif, yakni sesuatu yang disamakan dengan tekanan uap, volatilitas, bahan mentah dalam minyak parfum, serta untuk meningkatkan aroma yang lebih intens.
Adapun alkohol tak berbau yang disebut ambrein diekstraksi dari ambergris dan digunakan oleh pembuat parfum untuk membuat aroma parfum bertahan lebih lama, terutama oleh produsen parfum yang lebih mahal.
Para ilmuwan berteori jika zat ini diproduksi untuk memudahkan penerusan unsur-unsur yang lebih keras ke makhluk laut ini, seperti cangkang dan paruh melalui sistem pencernaan ikan paus.