Atas dasar hal baik itu, menjadi bukti bahwa seruan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab untuk revolusi akhlak sangatlah relevan.
"Semoga dengan revolusi akhlak menjadi sebuah solusi ke depan untuk Indonesia yang bermartabat," jelasnya.
Lebih lanjut, Slamet berujar, acara 212 tahun ini berbeda karena harus digelar secara daring. Hal itu dilakukan demi memutus mata rantai penularan virus corona. Namun meskipun tidak bisa berkumpul secara fisik, diharapkan tidak mengurangi kekhidmatan perhelatan ini.
Semarak acara 212 juga diikuti oleh kegiatan doa bersama dan istigasah di masjid atau majelis taklim agar wabah corona segera terangkat dari Indonesia. Kemudian pemasangan atribut bergambar Habib Rizieq juga turut meramaikan momentum ini.
"Kami mendapat informasi program kita untuk 212 menggunakan atribut habib rizieq disambut oleh umat sehingga di berbagai tempat bendera HRS berkibar di berbagai rumah, anak kecil pakai kaus atribut HRS, terima kasih yang menggunakan aksesoris imam besar semata-mata untuk menyatukan umat," terang Slamet.
Sekadar informasi, dialog nasional 212 bertajuk "Revolusi Akhlak: Solusi untuk Indonesia yang Bermartabat." Kegiatan ini digelar secara luring dan daring. Untuk pertemuan luring menerapkan protokol kesehatan. Tempat acara dibatasi kapasitasnya yakni hanya 20 persen. Acara ini diikuti oleh 100 tokoh dan ulama.
(Awaludin)