KINSHASA – Kerusuhan meletus di sebuah penjara di wilayah tenggara Republik Demokratik Kongo, September lalu. Saat itulah, puluhan tahanan atau napi perempuan diperkosa selama berhari-hari. Fakta itu diungkapkan oleh para aparat yang menyelediki kasus tersebut.
Kerusuhan meletus di sebuah penjara di Kota Lubumbashi pada 25 September lalu, ketika kota tersebut diserang oleh kelompok milisi. Stasiun radio berbahasa Prancis, RFI melaporkan, beberapa perempuan diperkosa selama berhari-hari oleh narapidana pria setelah otoritas penjara kehilangan kendali atas fasilitas tersebut.
“Menurut pimpinan penjara, semua perempuan di sana diperkosa. Ada sekitar 50 orang jumlah mereka,” ujar jaksa penuntut umum Teddy Katumbo Lumbu kepada AFP, Selasa (1/12/2020).
Dia mengatakan, dia telah mengirim sejumlah penyelidik ke penjara. Dari 25 napi perempuan yang telah berbicara dengan timnya pada awal Oktober, 21 di antaranya mengaku telah menjadi korban pemerkosaan.
“Salah satunya masih di bawah umur,” kata Lumbu.
Menurut dia, sebanyak 15 tahanan pria telah didakwa atas kasus pemerkosaan, pembakaran, perusakan properti di penjara, serta kejahatan lainnya. RFI melaporkan, para tahanan wanita di penjara itu secara rutin diperkosa selama tiga hari.
Baca juga: Kronologi Puluhan Milisi Bersenjata di Kongo Bertekuk Lutut oleh Prajurit TNI
Beberapa di antara korban itu diperkosa oleh sekitar 20 narapidana. Bencana yang menimpa mereka baru berakhir ketika pihak berwenang berhasil memulihkan kendali atas penjara tersebut pada 28 September.
Chantal Yelu Mulop selaku penasihat khusus Presiden Republik Demokratik Kongo, Felix Tshisekedi mengatakan kepada stasiun radio, bahwa para korban tidak mendapatkan bantuan medis, hukum, dan psikologis. Seorang dokter yang pergi ke sana untuk memberikan bantuan, ternyata tidak memiliki persediaan yang cukup untuk membantu mereka.