WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dapat mengambil tindakan militer "sembrono" terhadap Iran di hari-hari terakhirnya menjabat, demikian diperingatkan para pengamat militer. Hal itu disampaikan di tengah ketegangan antara Teheran dan Washington pada peringatan setahun pembunuhan Jenderal Iran, Qassem Soleimani, Minggu (3/1/2021).
Dalam sebulan terakhir, AS telah menerbangkan pengebom B-52 ke Teluk sebanyak tiga kali, sebagai langkan pencegahan serangan balasan Iran pada peringatan pembunuhan tersebut.
BACA JUGA: AS Klaim Tewaskan Komandan Pasukan Elite Iran dalam Serangan di Baghdad
Namun, dengan sisa waktu kurang dari sebulan di Gedung Putih, Trump berada di bawah tekanan dari sekutunya di Timur Tengah, Arab Saudi dan Israel, untuk mengambil tindakan terhadap Iran, demikian kata Danny Postel, asisten direktur Pusat Studi Internasional dan Kawasan. di Universitas Northwestern.
“Trump adalah hewan yang sangat terluka dan sangat terpojok dalam skenario permainan akhir. Dia punya beberapa minggu lagi, dan kita tahu dia mampu melakukan perilaku yang sangat tidak menentu," kata Postel, pakar kebijakan luar negeri Iran dan AS, kepada Al Jazeera dalam sebuah wawancara.
"Ini mungkin kasus yang paling tidak menentu, serangan paling sembrono masih akan datang."
New intelligence from Iraq indicate that Israeli agent-provocateurs are plotting attacks against Americans—putting an outgoing Trump in a bind with a fake casus belli.
Be careful of a trap, @realDonaldTrump. Any fireworks will backfire badly, particularly against your same BFFs.— Javad Zarif (@JZarif) January 2, 2021
Pada Sabtu (2/1/2021), Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif berkata bahwa "Intelijen baru dari Irak menunjukkan bahwa agen-provokator Israel sedang merencanakan serangan terhadap orang Amerika, menempatkan Trump yang akan lengser terikat dengan casus belli palsu."
BACA JUGA: Tinggal 2 Bulan Berkuasa, Trump Pertimbangkan Serangan Militer ke Iran
Casus belli adalah bahasa lain untuk mendeskripsikan tindakan atau kejadian yang memprovokasi atau membenarkan diumumkannya perang.
Tanpa memberikan bukti, Zarif memperingatkan Trump untuk berhati-hari akan jebakan.