Mengutip seorang pejabat urusan pelayaran dan pengiriman di Korea Selatan, Associated Press melaporkan awalnya pasukan Iran mengatakan ingin melakukan pemeriksaan yang tidak ditentukan di kapal itu. Namun ketika kapten kapal sedang berbicara dengan pejabat keamanan perusahaan di Korea Selatan, Pasukan Garda Revolusi Iran menyerbu kapal tanker itu. Sebuah helikopter Iran juga terbang di atas kapal tersebut.
Pasukan Iran itu meminta kapten kapal mengubah haluan menuju ke perairan Iran untuk penyelidikan yang tidak ditentukan dan menolak menjelaskan lebih jauh. Perusahaan kapal tanker itu masih belum dapat menghubungi kapten kapal tersebut.
Kapal tanker berbendera Korsel, MT Hankuk Chiemi disita Garda Revolusi Iran di Selat Hormuz, 4 Januari 2021. (Foto: Reuters)
Kantor berita Iran lainnya, FARS dan Tasnim mengatakan awak yang ditangkap di kapal tanker yang disita itu adalah warga negara Korea Selatan, Indonesia, Myanmar dan Vietnam.
Armada Kelima Angkatan Laut Amerika yang berbasis di Timur Tengah berpatroli secara rutin di kawasan itu bersama koalisi pimpinan Amerika yang memantau Selat Hormuz, celah sempit di Teluk Persia yang dilintasi oleh 20 persen kapal pembawa pasokan minyak dunia. Upaya pemantauan serupa yang dipimpin Eropa juga beroperasi di kawasan itu.
Jubir Iran Bicara Blak-Blakan
Juru Bicara Pemerintah Iran Ali Rabiei, ketika ditanya tentang penyitaan itu pada Selasa, menyampaikan penjelasan yang sangat blak-blakan.
“Jika ada yang akan disebut sebagai penyandera, ia adalah pemerintah Korea Selatan, yang telah menyandera kami senilai lebih dari tujuh miliar dolar dengan dalih sia-sia,” ujarnya sebagaimana dilansir VOA.
Dalam beberapa bulan terakhir ini Iran telah berusaha meningkatkan tekanan terhadap Korea Selatan untuk mencairkan aset hasil penjualan minyak bernilai tujuh miliar dolar yang dibekukan pasca pemberlakukan sanksi ekonomi oleh pemerintah Trump.