AS Perpanjang Perjanjian Pembatasan Senjata Nuklir dengan Rusia

Agregasi VOA, Jurnalis
Kamis 04 Februari 2021 13:36 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin berjabat tangan dengan Wakil Presiden Amerika Serikat Joe Biden dalam pertemuan di Moskow, Rusia, 10 Maret 2011. (Foto: Reuters)
Share :

WASHINGTON, DC - Amerika Serikat (AS) dan Rusia pada Rabu (3/2/2021), memperpanjang perjanjian antara kedua negara, yang membatasi cadangan senjata nuklir mereka, dua hari sebelum perjanjian sebelumnya berakhir.

Departemen Luar Negeri mengatakan AS akan menggunakan perpanjangan perjanjian START yang baru itu untuk memastikan pembatasan seluruh senjata nuklir Rusia. Perpanjangan berlaku untuk lima tahun.

BACA JUGA: Putin Tandatangani Perpanjangan Perjanjian Nuklir Rusia-AS Terbaru

Perjanjian ini disepakati setelah pemerintah Trump menarik diri dari dua perjanjian serupa, yang merupakan bagian dari pengunduran Amerika dari perjanjian-perjanjian internasional.

START adalah singkatan dari Strategic Arms Reduction Treaty atau Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis. Perjanjian yang ditandatangani pada 2010 merupakan landasan pengendalian senjata di dunia. Perjanjian ini membatasi jumlah hulu ledak nuklir yang ditempatkan oleh Amerika dan Rusia, yaitu masing-masing 1.550 hulu ledak. Demikian pula jumlah rudal di darat dan di kapal selam, serta pesawat-pesawat pembom.

BACA JUGA: Tokoh Oposisi Rusia Alexei Navalny Divonis Lebih dari 2,5 Tahun Penjara

Kedua negara pekan lalu mengumumkan rencana memperpanjang perjanjian itu, meskipun pemerintah Biden telah meningkatkan kecaman terhadap Rusia terkait pemenjaraan pemimpin kelompok oposisi Alexei Navalny, keterlibatan negara itu dalam peretasan masif badan-badan Amerika dan isu-isu lain.

START, yang ditandatangani oleh Presiden Barack Obama dan Presiden Rusia Dmitry Medvedev, membatasi jumlah hulu ledak nuklir strategis kedua negara.

BACA JUGA: Bicara di Telepon, Putin dan Biden Sepakat Perpanjang Perjanjian Nuklir AS - Rusia

Pemerintah Trump, ketika masa jabatannya hampir habis, sempat menawarkan untuk memperpanjang perjanjian itu; tetapi syarat-syarat yang diajukannya ditolak Rusia.

Perjanjian ini habis masa berlakunya pada Jumat ini (5/2/2021). Kedua majelis di parlemen Rusia dengan suara bulan memutuskan untuk memperpanjang perjanjian itu bulan lalu, dan Presiden Vladimir Putin menandatangani RUU itu.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya