Semarang Banjir, Dosen Kelautan Undip Beberkan Sederet Faktor Penyebabnya

INews.id, Jurnalis
Selasa 09 Februari 2021 16:45 WIB
Banjir di Semarang, Jawa Tengah (Foto: MNC Portal)
Share :

SEMARANGBanjir parah yang mengepung Kota Semarang, Jawa Tengah pada Sabtu 6 Februari 2021 disebabkan sejumlah faktor. Banjir kali ini merupakan banjir terbesar setelah 10 tahun terakhir dan menggenangi Ibu Kota Jawa Tengah lebih luas dari sebelumnya.

Sisi lain, besarnya bencana banjir ini menurut hitungan hidrologi Menteri PUPR menyebutkan bahwa curah hujan ekstrem ini merupakan siklus 50 tahunan yang berulang, di samping munculnya fenomena La Nina.

Baca Juga:  Pasca-Banjir, Listrik di Kota Semarang Mulai Nyala

Pemerhati lingkungan Munasik mengatakan, banyak faktor yang turut mendukung terjadinya banjir parah di Kota Semarang. Menurutnya, secara garis besar karena kurangnya perhatian masyarakat terhadap aspek ekologi kota.

“Selain aspek hidrometeorologi, terganggunya ekologi kota memicu besarnya bencana banjir dan tanah longsor di kawasan kota,” kata Munasik, Selasa (9/2/2021).

Ia mengatakan, perubahan ekologi Kota Semarang ditandai oleh berkurangnya daerah resapan di kota bagian atas serta turunnya muka tanah (land subsidence) di kota bagian bawah.

“Sehingga, curah hujan yang seharusnya tersimpan di daerah resapan kota atas melimpas dan meluncur deras menuju kota bawah sehingga menimbulkan genangan pada titik-titik lokasi yang rendah terutama yang dilalui sungai atau saluran air,” katanya.

Ditambah dengan permasalahan penurunan muka tanah di kota bawah maka praktis genangan akan semakin meluas dan dalam, apalagi jika bersamaandengan saat rob (pasang) air laut.

Menurutnya, peningkatan pembangunan di kota atas Semarang ditengarai telah menjadi penyebab menurunnya daerah resapan. Hal ini ditunjukkan dengan semakin meningkatnya alih fungsi lahan.

“Meningkatnya permintaan rumah bagi warga kota telah meningkatkan pembangunan perumahan di kawasan hijau sehingga merubah fugsi lahan resapan menjadi Kawasan pemukiman, seperti di Tembalang, Banyumanik, Gunungpati, Mijen serta lahan atas Kabupaten Semarang dan sekitarnya ,” kata Dosen Ilmu Kelautan Undip ini.

Baca Juga:  Banjir Semarang Masih 1 Meter, Sopir Truk Terjebak 3 Hari

Hal itu belum termasuk alih fungsi lahan akibat perubahan cara pemanfaatan lahan, lahan hutan berubah menjadi perkebunan budidaya dan tanaman semusim juga berpotensi menurunkan fungsi resapan air.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya