Panel PBB menemukan kontrol ketat perbatasan Covid-19 Korut telah memengaruhi kemampuan rezim untuk menghasilkan uang yang sangat dibutuhkan dari luar negeri. Pyongyang menggunakan skema penghindaran sanksi yang kompleks untuk menjaga ekonominya tetap bertahan dan menghindari sanksi PBB yang ketat.
Tidak jelas kapan laporan ini akan dirilis. Namun “kebocoran” sebelumnya telah membuat marah China dan Rusia, keduanya anggota DK PBB, yang menyebabkan kebuntuan dan penundaan diplomatik.
Klaim dalam laporan tersebut sejalan dengan rencana baru-baru ini yang ditetapkan Kim. Pada pertemuan politik penting bulan lalu, Kim mengatakan Korut akan bekerja untuk mengembangkan senjata baru yang canggih untuk program nuklir dan misilnya, seperti senjata nuklir taktis dan hulu ledak canggih yang dirancang untuk menembus sistem pertahanan rudal untuk menghalangi Amerika Serikat (AS), meskipun ada hubungan baik. Meskipun Kim diketahui berhubungan baik dengan mantan Presiden AS Donald Trump.
Trump berusaha membuat Kim berhenti mengembangkan senjata nuklir melalui diplomasi tingkat tinggi. Trump menjadi Presiden AS pertama yang bertemu dengan Pemimpin Korut pada 2018 dan kemudian bertemu dengannya dua kali lagi. Namun Trump gagal meyakinkan diktator muda itu untuk menghentikan proyek senjata nuklir.
Diketahui, Korut telah bertahun-tahun berusaha mengembangkan senjata nuklir yang kuat dan rudal canggih untuk dipasangkan, terlepas dari biayanya yang sangat besar dan fakta jika hal itu telah mengubah negara itu menjadi paria internasional yang dilarang oleh PBB untuk melakukan hampir semua kegiatan ekonomi dengan negara lain.
(Susi Susanti)