Kisruh Keraton Solo, Muncul Raja Kembar hingga Kisah Putri Terkunci

Agregasi Solopos, Jurnalis
Sabtu 13 Februari 2021 15:36 WIB
Keraton Solo (foto: wikipedia)
Share :

SOLO - Kisruh Keraton Surakarta Hadiningrat atau Keraton Solo kembali menarik perhatian, setelah lima orang, termasuk putri Keraton, terkurung di lingkungan Keraton Solo.

Lima orang terkunci di lingkungan tersebut sejak Kamis 11 Februari 2021 siang. Diberitakan Solopos.com sebelumnya, kelima orang itu yakni GKR Wandansari atau Gusti Moeng, GKR Timoer Rumbai, dua penari bernama Warna dan Ika, serta seorang pembantu.

Kisah putri terkunci ini adalah bagian dari perseteruan anak keturunan Pakubuwono (PB) XII yang belum juga berakhir. Dalam catatan Solopos.com, konflik penguasa Keraton Solo sudah berlangsung hampir 17 tahun.

Baca juga:  Abdi Dalem Keraton Solo Menangis saat Kirim Logistik Ditolak

Konflik berawal dari perebutan tahta setelah PB XII mangkat pada 12 Juni 2004. Kala itu Sang Raja yang tak memiliki permaisuri tidak menunjuk putra mahkota. Akibatnya anak keturunan PB XII saling klaim sebagai pewaris tahta. Dua kubu saling mendeklarasikan diri sebagai raja Keraton Solo.

Mereka adalah Hangabehi yang kala itu didukung kerabat Keraton lainnya dan Tedjowulan. Hangabehi yang merupakan putra tertua dari selir ketiga PB XII mendeklarasikan diri sebagai PB XIII pada 31 Agutsus 2004.

 Baca juga: Terkurung di Keraton Solo, Gusti Moeng dan GKR Timoer Makan Daun Singkong dan Pepaya

Sedangkan Tedjowulan, yang juga putra PB XII namun dari selir yang berbeda, mendeklarasikan diri sebagai PB XIII pada 9 November 2004. Saat itu Tedjowulan masih aktif sebagai anggota TNI berpangkat Letkol (Inf). Sejak itulah, Keraton Solo mulai memiliki dua raja alias raja kembar.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya