Kudeta Myanmar, Kendaraan Lapis Baja Lalu Lalang di Jalan, Layanan Internet Mati

Susi Susanti, Jurnalis
Senin 15 Februari 2021 11:50 WIB
Kendaraan lapis baja terlihat di jalanan di Myanmar (Foto: Reuters)
Share :

YANGON - Sejumlah kendaraan lapis baja terlihat berlalu-lalang di beberapa kota di Myanmar di tengah tanda-tanda pergerakan militer menindak penolakan terhadap kudeta yang dilakukan pada 1 Februari lalu.

Di Yangon, kendaraan lapis baja terlihat berlalu-lalang untuk pertama kalinya sejak kudeta dua pekan lalu. Para biksu dan insinyur memimpin unjuk rasa di kota itu, sementara pengendara sepeda motor melewati jalan-jalan ibu kota, Nay Pyi Taw.

Selain itu, internet di Myanmar hampir seluruhnya mati dari pukul 01:00 waktu setempat.

Operator telekomunikasi di Myanmar mengatakan mereka telah diberitahu untuk mematikan layanan internet dari pukul 01:00 hingga 09:00 waktu setempat, pada Minggu (14/02) hingga Senin (15/02).

Lalu lintas internet mencapai 14% di atas tingkat normal setelah perintah itu diberlakukan, menurut NetBlock, sebuah kelompok pemantau.

Seorang dokter di sebuah rumah sakit di Nay Pyi Taw mengatakan kepada BBC jika pasukan keamanan melakukan penggerebekan malam hari di rumah-rumah.

(Baca juga: Polisi Gerebek Pesta Valentine di "Rumah Perahu", Kenakan Denda Rp3,8 Juta)

"Saya masih khawatir karena mereka membuat pernyataan jam malam untuk tidak keluar antara pukul 20:00 dan 04:00, tapi ini memberi polisi dan tentara waktu untuk menangkap orang-orang seperti kami," kata dokter tersebut, yang tidak ingin disebutkan identitasnya karena alasan keamanan.

"Sehari sebelumnya mereka menyelip ke dalam rumah, merobohkan pagar, masuk, dan menangkap orang tidak sesuai hukum. Makanya saya juga khawatir,” terangnya.

Di negara bagian Kachin, pasukan keamanan melepaskan tembakan ke arah para demonstran - aksi protes anti-kudeta yang memasuki hari kesembilan di seluruh negara itu.

Sementara itu, seorang pejabat PBB menuduh militer "menyatakan perang" terhadap rakyat.

(Baca juga: Tim WHO yang Selidiki Asal-Usul Covid-19 di Wuhan, Temukan Tanda-tanda Wabah yang Lebih Luas pada 2019)

Tom Andrews, pelapor khusus PBB untuk Myanmar, mengatakan para jenderal menunjukkan "tanda-tanda kenekadan" dan akan dimintai pertanggungjawaban.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya