Perusahaan pertambangan diketahui berada di bawah tekanan untuk meningkatkan pengelolaan situs adat.
Awal pekan ini, perusahaan tambang lain, BHP, mengatakan sedang menyelidiki jatuhnya batu di Pilbara, Australia Barat, yang merusak situs keramat. Situs itu bukan bagian dari operasi penambangan aktif.
Tahun lalu Rio Tinto diperintahkan untuk membangun kembali sistem gua Aborigin kuno yang meledak di negara bagian yang sama pada bulan Mei tahun lalu.
Insiden di Jurang Juukan itu menyebabkan pengunduran diri kepala eksekutif perusahaan dan anggota staf senior lainnya.
(Susi Susanti)