Kisah Perjuangan Ribuan Wanita yang Disterilisasi Paksa hingga Tak Bisa Punya Anak

Agregasi BBC Indonesia, Jurnalis
Kamis 04 Maret 2021 07:09 WIB
Kisah wanita yang disterilisasi (Foto: AMPAEF)
Share :

  • Tidak mengerti

"Saya tidak mengerti apa yang mereka lakukan terhadap saya [di rumah sakit Cusco]," kata Huamán kepada Asosiasi Perempuan Peru yang Terkena Sterilisasi Paksa (AMPAEF).

Kesaksiannya digunakan oleh jaksa sebagai bukti hukum.

Huamán mengatakan ia baru mengetahui apa yang terjadi setelah merasa mual dan mengunjungi klinik lokalnya di desa Zurite.

"Saat itulah kami, suami saya dan saya, mengetahui bahwa saluran rahim saya telah diikat,” terangnya.

Huamán mengatakan suaminya menyalahkan dia atas operasi tersebut dan akhirnya meninggalkan dia dan ketiga anak mereka.

"Saya kini ayah dan ibu bagi anak-anak saya. Saya merasa sakit terus-menerus, saya merasakan sakit dan sensasi terbakar di bagian tubuh yang dioperasi dan kepala saya sakit," katanya.

"Saya merasa putus asa. Saya tidak bisa berbuat apa-apa, dan anak-anak saya menderita ketika mereka melihat saya sakit,” ujarnya.

Setelah kelahiran anak keempatnya, Rudecinda Quilla mengatakan para dokter di kota Anta memberi tahu ia dan suaminya bahwa mereka "melahirkan seperti babi".

Mereka mencoba memeras Quilla untuk menjalani operasi, katanya kepada AMPAEF. "Mereka mengatakan kepada saya bahwa mereka tidak akan memberi saya akta kelahiran anak saya jika saya tidak mau disterilisasi,” lanjutnya.

"Suami saya dibawa dari pertanian tempat dia bekerja oleh petugas polisi. Mereka mencoba memaksanya untuk menandatangani [persetujuan]. Ketika dia menolak, mereka mengancam akan menangkapnya,” jelasnya.

Quilla mengatakan dia takut dan mencoba melarikan diri dari klinik, tetapi tangannya digenggam, tangan dan kakinya diikat, lalu ia diberi suntikan dengan obat penenang.

"Saya masih terjaga ketika mereka mengiris perut saya. Saya merasakan sakit yang luar biasa dan menjerit, jadi mereka memberi saya suntikan lagi," kata Quilla dalam kesaksiannya.

"Saya bangun saat hari sudah sore ... Setelah beberapa hari, luka saya terinfeksi dan saya pergi bersama suami ke rumah sakit. Perawat tidak mau memberi saya perawatan,” ungkapnya.

"Mereka menghina suami saya dan menyebutnya binatang. Butuh waktu lama sampai lukanya sembuh, karena saya takut kembali ke klinik,” ujarnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya